LP2M ziarah ke makam raja mataram
LP2M ziarah ke makam raja mataram/foto: tribunnews

Agenda Dies Natalis UIN Walisongo, Berziarah Ke Makam Raja Mataram dan Pendiri Muhammadiyah

139 View

Pada peringatan Dies Natalis ke-52 Universitas Islam Negeri Walisongo tahun 2022 ini kembali dilakukan ziarah ke 52 wali dan tokoh-tokoh pejuang bangsa (masyayikh).

kata Dr Akhmad Arif Junaidi MAg, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIN Walisongo mengatakan “Kampus UIN Semarang memakai nama Walisongo yang dikenal sebagai pejuang Islam di Nusantara, maka agenda Dies Natalis ini kita ziarah makam Walisongo, Raja Mataram, tokoh nasional, pendiri kampus dan Rektor IAIN yang sudah wafat,” seperti dilansir dari tribunnews,  sesaat setelah melakukan ziarah di Makam Raja Mataram di Kotagede Yogyakarta, pada hari Kamis (24/2/2022).

Berziarah ke 52 Wali dan Masyayikh ini dilakukan mulai dari 23 Pebruari sampai 15 Maret 2022.

Pada rombongan pertama dari LP2M berziarah dilakukan ke makam KH Muslim Rifai Imampuro (Mbah Liem) yang berada di komplek Pondok Pesantren Al Muttaqien Klaten, Sunan Bayat/Sunan Pandanaran II yang berada di Desa Paseban Bayat Klaten, Sultan Agung di Makam Imogiri Bantul Yogyakarta, Panembangan Senopati dan Panembahan Hanyokrowati yang ada di Makam Raja Masjid Mataram Kotagede Yogyakarta dan KH Ahmad Dahlan pendiri Organisasi Muhammadiyah yang berlokasi di belakang Masjid Jami’ Karangkajen Yogyakarta.

Tokoh-tokoh yang di ziarahi tersebut memiliki jasa besar dalam melakukan dakwah untuk memajukan Islam di Indonesia.

Sunan Bayat mempunyai sejarah yang kuat dengan berdirinya Kota Semarang yang saat ini menjadi tempat kampus UIN Walisongo.

Terkait:   13 Orang Tewas Dalam 3 Bulan, KSP Meminta Aparat Tegas Kepada KKB Papua

Salah satu sebabnya, Sunan Bayat ialah putra dari pendiri Kota Semarang, ialah Sunan Pandanaran I yang merupakan keturunan dan berasal dari Kerajaan Demak. Hubungan dengan Kerajaan Walisongo juga sangat kental, dan berada di zaman yang sama.

Para Raja Mataram yang sudah wafat memiliki semangat juang yang sangat luar biasa dalam memberikan nilai keislaman serta menjunjung tinggi nilai budaya Nusantara.

Demikian juga dengan KH Ahmad Dahlan yang sukses mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang modern di Indonesia saat itu.

Mbah Liem juga kerap melatih kita semua dengan slogan NKRI harga mati dan memperlihatkan semangat cinta bangsa yang tanpa lelah.

Dari para tokoh inilah, kita banyak mendapatkan semangat dan inspirasi dalam mengelola kampus yaitu dengan cara melihat sejarah masa lalu yang menguatkan dibalut dengan manajemen pengelolaan universitas yang berprinsip moderasi beragama,” tutup Arif.

Baca Juga:

Cara Daftar PKH Online 2022 Cuma Pakai HP Dan KTP Bisa Dapat Bantuan Rp3 Juta

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *