sejarah blue bird
Sejarah blue bird

Sejarah Blue Bird Taksi, Kisah Perjuangan Seorang Janda

216 View

Sejarah Blue Bird Taksi – Tak ada yang tak kenal dengan taksi Blue Bird saat ini. Perusahaan taksi yang telah besar dan melewati beragam tantangan zaman. Yang terbaru ialah adaptasi dengan taksi online, sampai kendaraan listrik yang pada awalnya merupakan tantangan yang akan membenamkan mereka.

Namun, banyak yang salah. Burung Biru masih tetap terbang tinggi dan melewati para pesaingnya. Malahan seakrang merupakan primadona taksi di banyak kota. Di lansir dari cnbcindonesia, perusahaan ini punya lebih dari 20 ribu armada dan 23 ribu karyawan yang beroperasi di 48 pool yang berada di 18 kota.

Seorang Janda dan 2 Mobil Sedan Warisan

Sejarah Blue Bird Taksi
Sejarah Blue Bird Taksi

Sejarah Blue Bird Taksi  tak semanis perjalanannya. Kesuksesan itu bermula dari cerita seorang Janda yang sedang berjuang untuk kelangsungan hidup keluarga dan anak-anaknya. Setelah suaminya meninggal, Ibu Mutiara Siti Fatimah, harus menghidupi anak-anaknya. Karena kehidupan ekonomi keluarga ini sangat terbatas sepeninggal Prof. R. Djoko Soetono, SH. yang mangkat pada tahun 1965.

Almarhum meninggalkan 2 mobil sedan bekas, yang merupakan hibah dari Universitas Indonesia dan sekolah kepolisian. Akan tetapi Djoko meninggalkan seorang istri yang tegar, Ibu Mutiara, juga kedua anaknya Chandra Suharto Djokosoetono dan Purnomo Prawiro.

Terkait:   Syarat dan Cara Pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk) Terbaru

Sepeninggal suaminya, Mutiara, perempuan kelahiran Jawa Timur, Oktober 1923 ini kemudian pindah mengajar, dari sebelumnya di UI, pindah ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. Pada mulanya kedua pasangan ini ialah pasangan akademis. Mutiara lulus Fakultas Hukum di tahun 1953 kemudian langsung bekerja sebagai staf dosen di sana, dia juga pernah berkuliah di Rechtshogeschol, Utrecht, Belanda.

Menjadi Supir Bemo dan Taksi gelap

Keluarga yatim ini terus berjuang agar biaya hidup dan pendidikan untuk keluarganya terpenuhi. Awalnya si sulung dan bungsu menarik bemo dengan jurusan Harmoni-Kota. Kemudian lanjut selama beberapa tahun sebagai driver taksi tanpa izin atau taksi gelap. Tugas operasional dibagi-bagi diantara keluarga, seperti memasang pamflet, operator telepon, dan pengemudi.

Seiring waktu, jumlah armada taksi Blue Bird bertambah perlahan melalui lobi-lobi yang dilakukan oleh Mutiara pada acara-acara arisan yang dihadiri oleh para janda pahlawan dengan skema investasi hak pakai dan memanfaatkan mobil-mobil pribadi mereka.

Chandra Taksi

Pada awalnya taksi itu bernama Golden Bird walau kemudian lebih populer dengan nama Chandra Taksi, yang merupakan nama sopirnya, Chandra. Mulanya taksi ini hanya dipakai sebagai kendaraan sewaan untuk mengantar makanan catering untuk wartawan dan tamu dari luar negeri.

Izin Gubernur

Izin taksi resmi kerap ditolak karena latar belakang Mutiara yang bukan berlatar belakang transportasi. Dengan status Janda dan dosen, juga tanpa pengalaman di bidang transportasi sama sekali, dia baru dapat mencairkan izin sesudah mengumpulkan banyak rekomendasi dari hotel dan berbagai pelanggan ternama. Pada akhirnya Gubernur DKI Ali Sadikin memberikan ijin operasional.

Terkait:   Cara dan Syarat Membuat SKCK Offline dan Online Terbaru

Berbekal selembar izin dari Gubernur bukan berarti masalah terpecahkan. Izin tersebut tak bisa dijadikan modal untuk kredit ke bank karena reputasi Mutiara yang masih belum dikenal. Oleh karenanya, dia nekat untuk menggadaikan sertifikat tanah dan rumahnya yang berada di jalan HOS Cokroaminoto nomor 7, Jakarta Pusat sebagai jaminan untuk selanjutnya menjadi kantor pertama Blue Bird.

Impor 25 Mobil Holden Torana

holden torana 72
Holden Torana 72

Seiring dengan waktu, Mutiara akhirnya dapat bekerja dengan Udamex, yakni importir mobil Holden dari Australia untuk mengimpor 25 unit mobil Holden Torana. Tanggal 1 Mei 1972, PT Sewindu Taksi milik Mutiara mulai menjalankan operasinya dan bersaing dengan 5 perusahaan otobis yang telah ada sebelumnya.

Pada saat itu, kedua anaknya, Chandra dan Purnomo sering dianaktirikan dan banyak yang memilih perusahaan taksi yang sudah duluan ada yakni Gamya dan Morante. Namun, pelayanan yang prima dan memuaskan membuat mereka disukai oleh pelanggan, khususnya tamu-tamu hotel.

Cerita Blue Bird

Nama Blue Bird sendiri diambil dari kisah Blue Bird yang bererita tentang seorang gadis bernama Mytyl dan kakaknya Tyltyl mencari kebahagiaan, diwakili oleh Burung Biru Kebahagiaan, dibantu oleh peri baik Bérylune.

Mutiara mengisahkan jika cerita ini sangat mewakilkan keadaan dirinya dan keluarganya. Cerita tentang seorang gadis yang kekurangan, saat gadis itu berdoa, Tuhan mengirim padanya seekor burung biru, blue bird. Saat izin operasional keluar, Mutiara memakai nama Blue Bird untuk taksinya.

Terkait:   Ini Perbandingan Manfaat dan Dampak Negatif Ganja Untuk Masyarakat Indonesia

Dengan beragam tantangan zaman yang berbeda, seperti tarif taksi, pesaing baru (Express, Putra, Kosti Jaya, Golden, KPI, dan Tifanni), taksi online dan mobil listrik, Blue Bird tetap eksis dan menatap masa depan yang gemilang.

Gallery for Sejarah Blue Bird Taksi, Kisah Perjuangan Seorang Janda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *